Catatan Harian Sang Pembunuh

Terakhir kali aku membunuh seseorang adalah 25 tahun yang lalu—atau 26 tahun yang lalu? Kurang-lebih begitulah. Yang mendorongku membunuh saat itu bukan apa yang diduga orang-orang selama ini, bukan desakan untuk membunuh atau kecenderungan seksual yang aneh. Melainkan kekecewaan. Harapan bahwa akan ada kesenangan yang lebih sempurna. Setiap kali mengubur korban-korbanku, aku berpikir, Lain kali aku akan melakukannya dengan lebih baik.

Aku berhenti membunuh karena harapan tersebut sudah lenyap.
Aku mulai menulis diari. Kurasa aku membutuhkan semacam catatan objektif. Tentang kesalahan apa yang sudah kulakukan dan bagaimana perasaanku tentang hal itu. Kupikir aku harus menuliskannya supaya aku tidak akan mengulangi kesalahan mengerikan yang sama. Anak-anak sekolah punya buku catatan yang memuat semua jawaban salah mereka dalam ujian. Aku juga mencatat semua proses pembunuhan yang pernah kulakukan dan semua perasaan yang kualami dengan teliti.