Cover Buku
Silahkan login untuk akses buku ini

Pengarang: Syech Abdul Hamid al-Chatib

Penerbit: Al-Mawardi Prima

ISBN: 978-602-5858-08-6

Ukuran File: 142 KB

Total Diunduh: 9 kali

“Penerbitan buku ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali sosok dan pemikiran Syech Ahmad Chatib al-Minangkabawi kepada anak bangsa yang sebagian besar tidak lagi mengenalnya dengan baik. Oleh sebab itu, penerbitan buku ini merupakan langkah awal yang akan diiringi dengan penerbitan buku-buku karya Syech Ahmad Chatib lainnya yang berjumlah empat puluh tujuh buku dalam berbagai di-siplin ilmu. Yayasan Syech Ahmad Chatib sangat berkeinginan untuk menghadirkan perpustakaan Syech Ahmad Chatib. Se-buah pusat studi yang fokus untuk menerjemahkan, mener-bitkan, dan melakukan studi mendalam terhadap karya dan pemikiran Syech Ahmad Chatib Al-Minangkabawi. Tujuannya untuk menjaga dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari khazanah intelektual ulama-ulama besar Nusantara guna menyelesaikan berbagai macam persoalan persoalan kebang-saan dan keislaman.

Buku ini sangat besar manfaatnya dan memiliki niiaj strategis bagi ilmu pengetahuan. Buku ini juga mendudukkan berbagai persoalan tentang Syech Ahmad Chatib al-Minangkabawi yang sudah cukup lama diperdebatkan, terutang tentang tempat kelahiran beliau. Apakah beliau lahir di Jorong Koto Tuo, Kenagarian Balaigurah, kampung halaman ibunda beliau atau di Koto Gadang, kampung halaman ayahanda beliau. Para sejarawan juga berbeda pendapat tentang apakah Syech Ahmad Chatib Al-Minangkawi pernah pulang ke Ranah Minang setelah kepergiannya ke Makkah atau tidak. Persoalan-persoa[an tersebut dijelaskan dalam buku ini secara lugas oleh Syech Ahmad Chatib Al-Minangkabawi. Di samping hal di atas buku ini akan mengantarkan pembaca untuk mengenal secara kornprehensif dan mendalam sosok Syech Ahmad Chatib Al-Minangkabawi tidak saja sebagai seorang ulama besar yang sangat berpengaruh di dunia Islam tapi juga sosok beliau sebagai seorang guru, ayah, dan sebagai manusia biasa yang pernah ditinripa kesedi-han dan putus asa.”