Anakku CDLS

Ketika pertama kali bertemu dengan Oyik, rasanya seperti didorong masuk ke panggung bersorot lampu yang sangat terang. Silau. Saya merasa silau. Dan gamang. Rasa gamang yang sama seperti saat berada di panggung yang terang benderang tanpa bisa melihat siapa yang menonton saya dari bawah sana. Siapa ini? Anak yang meringkuk di kursi roda, diam . . . tapi seperti memancarkan energi yang sangat besar yang membuat saya silau dan gamang?
Dari waktu ke waktu, setiap kali saya bersimpuh di depan kursi rodanya demi mendapatkan tatapan matanya yang teduh, setiap kali menyentuh pipinya yang menggembung karena dia tersenyum kepada saya, dan setiap kali memangku dan menggendongnya . . . saya merasakan aliran hangat kasih sayang lewat gerakan-gerakan kecilnya.
Sungguh suatu keajaiban. Sekarang saya sudah tidak merasa silau dan gamang lagi setiap kali bertemu dengan Oyik. Dia selalu menghangatkan hati saya dengan caranya sendiri. Saya rasa, kami sudah saling memahami.