Cover Buku
Silahkan login untuk akses buku ini

Pengarang: Purnawan Basundoro

Penerbit: Ombak

ISBN: 978-602-8335-22-5

Ukuran File: 350 KB

Total Diunduh: 24 kali

Saya masih ingat, menuju akhir 1980-an, jalan-jalan utama di Kota Surabaya tiba-tiba terasa berbeda. Perasaan ini muncul karena jalan-jalan utama mulai disemarakkan oleh pembangunan plaza-plaza yang, untuk ukuran saat itu, luar biasa bentuknya. Pasar Atoom yang baru gedung parkirnya bertingkat melingkar-lingkar seperti keong berdiri; Tunjungan Plaza punya atrium dari lantai sampai ke langit; Apollo Plaza di persimpangan jalan menampilkan kaca melingkar yang makin ke atas makin menonjol keluar seperti turban kepala; dan Delta Plaza dengan gaya arsitektur posmodernnya yang begitu menarik hati (saat itu) hingga pernah saya ingin coba mengutip desainnya buat studio arsitektur di Petra. Menuju akhir 1980-an, Kota Surabaya seperti sedang bangkit (mengikuti atau menyaingi Jakarta), “kota-kota baru” (-real estat) seperti Darmo Permai, dan sebagainya sudah berkembang dengan pesat dan jalan-jalan tol sudah digosok setiap hari supaya mulus sebelum peluncuran. Cukup menakjubkan (dan memabukkan), tapi saat itu jalanan di kota masih lancar, santai dan malahan sedikit pelan (-mas tukang becak masih bisa membawa kita ke bioskop di Plaza). Masih nyaman bersepeda motor keliling kota (pakai helm sambil bonceng bodjo) menikmati rangkaian “arsitektur kota” yang mejeng di jalan utama (tempat di mana bangunan-bangunan gaya art deco Belanda berdampingan dengan arsitektur posmo tahun 80-an). Di balik wajah kota tersebut adalah “arsitektur kampung” dengan gang-gang sempit yang dengan cukup rapi dan meriah mengisi dan memadati lingkaran jalan besar.